- Tugas
berstruktur
1.
Jelaskan pengertian taubat…
2.
Sebutkan cara-cara bertaubat…
3.
Sebutkan beberapa kerugian yang
diakibatkan perbuatan dosa…
4.
Sebutkan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh orang yang bertaubat…
5.
Sebutkan amalan yang menghapus
dosa…
B.
Jelaskan pengertian Raja’
Tugas
tak berstruktur / tugas mandiri
Buatlah
/ tulis pertanyaan dari no. 1 s/d 10
Kenapa
manusia harus berakhlak kepada Allah? Sebab manusia akan berakhlak dengan baik
kepada yang lain kalau dia berakhlak kepada Allah. Kalau kepada Allah saja dia
tidak berakhlak bagaimana mungkin dia akan berakhlak kepada manusia, makhluk
dan alam semesata.
Umar
bin Khattab jika mengangkat gubernur ia hanya bertanya satu hal saja, bagaimana
shalat berjamaahnya, suka ke masjid atau tidak? Kalau laporannya adalah ke
masjid setiap waktu shalat, maka dia layak menjadi gubernur. Alasan Umar
sederhana saja, shalat itu amanah Allah, kalau amanah Allah sudah diabaikan
apalagi amanah manusia. Tapi kalau amanah Allah dia jaga, Insya allah dia akan
menjaga amanah manusia. Demikian juga dengan akhlak, kalau dia berakhlak baik
kepada Allah, insyaallah dia juga akan berakhlak baik kepada sesama.
Raja
Najasyi waktu bertanya kepada Ja’far bin Abi Thalib, apakah orang yang mengaku
Nabi itu pernah berdusta? Kata Abu Sufyan, setahu kami dia tidak pernah
berdusta. Ini ciri kenabian. Kenapa begitu? Kalau kepada manusia saja dia tidak
berdusta mana mungkin dia berani berdusta atas nama Tuhan.
Jadi
sederhana saja mengukur kehidupan itu. Makanya pantas Nabi mengatakan:
“Atsqolus sholaati ‘alal munaafiqi sholaatul ‘isyaa’i wa sholaatil fajri”
(“Salat yang paling berat untuk orang munafik adalah salat isya dan solat
fajri”)
Maka jika ada ustadz yang tidak pernah salat jamaah subuh, maka titel ustadznya
harus dipertanyakan. Kalau ustadznya saja tidak pergi ke masjid bagaimana
dengan jamaahnya. Kata orang Amerika, kalau jumlah kaum muslimin yang shalat
subuh sudah seperti jumlah orang yang shalat Jum’at, maka Amerika akan bisa
dikalahkan oleh orang Islam.
Akhlak
kepada Allah banyak ragamnya diantaranya, yang pertama dan yang paling utama
adalah beribadah. Kemudian taubat, sabar, syukur, ridho, istiqomah dan do’a.
Hanya saja pada kesempatan ini saya hanya membahas tentang taubat.
Apa itu taubat? Taubat
berasal dari kata taaba yatuubu taubatan, yang artinya, pertama ar ruju’
kembali. Asalnya tidak mau kemasjid kembali mau kemasjid, asalnya tidak mau
menutup aurat kembali menutup aurat. Arti kedua, nadama, menyesal. Menyesal
sering mengabaikan perintah Allah. Menyesal sering melawan suami. Dan yang
ketiga, nawa, bertekad, berazam untuk memperbaikinya di masa yang akan datang.
Taubat secara istilah adalah kembalinya seorang hamba yang asalnya jauh kepada
Allah menjadi dekat kepada Allah, dari maksiat menjadi taat, dari jahililah
kepada Islam dan dari musyrik kepada tauhid.
Alasan mengapa
kita harus bertobat:
1. Taubat adalah
merupakan kebutuhan manusia.
Taubat adalah merupakan kebutuhan manusia, karena manusia ini tidak lepas dari
kesalahan. Sebagaimana
Nabi Muhammad Saw bersabda
:
“Kullu bani aadama khoththooun wa khoirul khoththtooiina at
tawwaabuun”.(“Setiap Anak Adam pasti ada saja berbuat salah (khilaf), tetapi
sebaik-baik yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat”).
Hanya
saja hadits ini jangan dijadikan dalih untuk menjustisifikasi kesalahan yang
sengaja dilakukan, tetapi ini sebuah peringatan agar manusia berhati-hati atas
segala ucapan, tingkahlaku dan perbuatannya. Manusia memang tidak luput dari
kesalahan, bahkan jangankan manusia pada umumnya, sampai orang bertakwa
sekaliapun ada saja yang berbuat kesalahan. Di surat Ali Imran ketika Allah
bercerita tentang orang-orang yang berbuat kebajikan dalam surat Ali Imron,
3:135 , yang artinya :
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri
mereka sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada
Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka
mengetahui.
Ayat tersebut menjadi dalil
bahwa jangankan manusia pada umumnya sampai orang bertaqwa pun ada saja
melakukan kesalahan dan kekhilafan. Tapi dia tidak membiarkan dirinya terus
melakukan kesalahan itu, terus asyik dalam perbuatan dosa tapi segera bertaubat
kepada Allah. Jadi dengan demikian taubat merupakan kebutuhan kita sebagai
manusia, sebab kita tidak pernah lepas dari segala kekhilafan dan kesalahan.
2. Taubat merupakan
perintah Allah kepada seluruh orang yang beriman.
Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu bertobat
kepadaNya, sebagaimana firmanNya dalam surat At-Tahriim, 66:8, yang artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahanya sungai-sungai”.
Dalam
ayat tersebut yang diperintahkan bertaubat itu, bukan ahlul ma’siat (orang yang
senantiasa berbuat maksiat), tetapi yang diperintahkan untuk bertobat adalah
orang yang beriman.
Ibnul Qoyyim al-jauzy dalam
kitabnya Tahdib Madaarijis Shaalihiin, ketika mengomentari ayat ini, beliu
mengatakan, ayat ini termasuk ayat madaniyah yang menjadi khitobnya adalah
orang beriman yang sudah teruji keimanannya. Meraka sudah hijrah dan berjihad.
Hijrah itu bukan perkara yang ringan tetapi teramat sangat berat yang
menunjukkan kedalaman keimanan mereka kepada Allah Swt. Mereka harus
meninggalkan rumah tempat tinggal, keluarga dan sanak saudara. Diantara mereka
ada yang meninggalkan perniagaan, ladang, perkebunan peternakan dan harta benda
mereka menuju Madianah yang belum jelas akan tidur dimana, tinggal dimana dan
tidak mempunyai uang sepeserpun. Tapi ini perintah Allah, tidak ada pilihan
kecuali sami’na wa atho’na, (kami dengar dan kami taati). Sudah berkorban
habis-habisan, keimanannya sudah teruji masih diperintahkan bertaubat. Berarti
taubat itu bukan hanya bagi mereka yang sering melakukan maksiat tetapi juga
bagi seluruh orang yang beriman. jadi jelas, taubat itu bukan saja kebutuhan
kita sebagai manusai yang suka khilaf dan salah, tapi perintah Allah kepada
orang-orang beriman.
3. Rasulullah Saw
sebagai teladan orang-orang beriman adalah Imaam at Tawwabiin (pemimpin
orang-orang yang bertaubat).
Rasul yang wajib kita ikuti, beliau tidak pernah kurang dari 70-100 kali
beristigfar dan bertaubat. Dalam hadits riwayat Bukhary belaiau berkata;
“Wallahi inni laastaghfiru wa atuubu ilallahi fi yaumin aktsaro min sab’iina
marroh”.
(Demi Allah aku bertobat dan beristighfar dalam sehari lebih dari 70 kali).
Nabi yang ma’sum, dosanya sudah diampuni, yang selalu melaksanakan perintah
Allah, dalam sehari tidak kurang dari 70 kali beristigfar dan memohon ampun
kepada Allah.
Dalam riwayat yang lainnya
, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda :
”Ayyuhan naasu tuubuu ilallahi, fainni atuubu ilaihi fi yaumin miatu marroh”
(Wahai manusia bertobatlah kalian kepada Allah dan sesungguhnya aku bertobat
kepada Allah dalam sehari 100 kali).
Lalu
bagaimana dengan kita?, padahal maksiat yang kita lakukan tidak terhitung
jumlahnya, dari hari kehari dosa semakin menumpuk, maka terapilah diri kita
dengan istigfar. Banyak-banyaklah beistigfar dan bertaubat.
Seorang sahabat Ibnu Umar menghitung taubat Rasulullah dalam satu majlis saja
Rasul membaca 100 kali :
“Rabbigfirlii wa tub
‘alayya innaka antat tawwabul ghofuur”
(Ya allah ampunilah aku terimalah taubatku sesungguhnya engkau maha pengampun
dan maha penerima taubat).
Atau dalam redaksi yang
lain:
”Rabbigfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwaabur rohiim”
Dan dalam riwayat yang lain Rasul mengatakan minimal dalam sehari kita membaca
pada waktu pagi dan sore sayyidul istighfar:
“Allahumma anta robbi laa ilaaha illa
anta kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastaho’tu
a’uudzubika min syarri ma shona’tu abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u
bidzanbii fagfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta”.
Kala terlalu panjang ada
yang lebih pendek lagi
“Astagfirullahal ladzi laa ilaaha illa hual hayyul qoyyuum wa atuubu ilaihi”
Itu juga terlalu panjang
“Rabbigfirlii wa tub
‘alayya innaka antat tawwwabul ghofuur” Itu juga belum hafal maka bacalah “Astaghfirullahal ‘azhiim”
4. Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat.
Dan ini Allah sendiri yang mengatakannya, sebagimana firmanNya surat
Al-Baqoroh, 2:222
“Sesungguhnya Allah maha menyukai orang-orang yang bertaubat dan dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri”
Kalau mau dicintai Allah maka bertaubatlah. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan
sungguh Allah merasa gembira ketika menerima taubat hambanya. Kegembiraanya ini
melebihi seorang musafir yang kehilangan untanya yang sudah ia cari kemana-mana
tetapi tidak ketemu, ketika sudah merasa lelah dia duduk dan ajaibnya ontanya
datang dengan sendirinya. Maka bergembiralah si musafir tadi dan kegembiraan
Allah melebihi musafir tadi.
Allah
sangat senang dan bergembira jika ada hamba-Nya yang bertaubat. Allah sangat
cinta ketika seorang hamba menangis di malam hari, mengadukan masalahnya kepadaNya,
dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya. Bahkan dalam hadits, disebutkan
Allah membentangkan ampunannya di malam hari untuk mengampuni taubat seorang
hamba yang salah di siang hari. Dan Allah membentangkan taubatnya di siang hari
untuk mengampuni dan menerima taubat hamba yang salah di malam hari, sampai
matahari terbit dari tempat terbenamnya (kiamat).
Jadi,
tidak alasan untuk tidak memperbanyak taubat. Sebagai manusia kita sering
khilaf dan salah maka taubat adalah kebutuhan. Sebagai orang beriman kita
diperintahkan oleh Allah untuk bertaubat. Sebagai seorang muslim kita wajib
mengikuti Rasul yang dalam sehari tidak kurang dari 100 kali bertaubat. Dan
sebagai hamba, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Maka tidak ada
alasan untuk tidak bertaubat dan menunda-nunda taubat. Wallahu A’lam.
Keinginan Taubat
Keinginan taubat itu timbul karena dipilih-Nya. Maka dari itu, jika
sekarang dalam hati anda mulai tumbuh kegelisahan makna hidup, atau keinginan
kembali kepada-Nya, mulai timbul keinginan akan ketentraman bersama-Nya, mulai
ingin mencari jalan-jalan yang mendekatkan diri kita kepada-Nya, Itu adalah
panggilan-Nya. Maka sambutlah panggilan-Nya itu.
Jika kemudian mulai tumbuh perilaku kita yang ‘mencari jejak-Nya’, seperti
mencari-cari pengajian yang baik, mencari-cari bahan di internet, mulai
mencari-cari buku tentang Tuhan dan agama, maka
syukurilah. Ini berarti bahwa Dia masih mengingat anda. Dia masih memanggil
anda untuk mendekat, untuk pulang kepada-Nya. Dia masih menghendaki anda kembali
kepada-Nya. Allah sendirilah yang menumbuhkan keinginan ini dalam hati anda.
Oleh
karena itu, janganlah kita sia-siakan kesempatan ini. Jangan abaikan
panggilan-Nya ini. Jangan sampai dia merasa panggilan-Nya kita abaikan. Karena
sebagaimana kita pun, jika orang yang kita harapkan terus mengabaikan kita,
lama-kelamaan kita pun akan melupakan orang itu. Camkanlah, bahwa tidak setiap
orang akan dipanggil-Nya. Tidak setiap orang terpilih untuk ditaubatkan-Nya.
Sangat sedikit orang yang ditumbuhkan keinginan untuk mulai mencari Allah di
dalam hatinya.
Perhatikanlah,
bahwa amat banyak orang mencari pengajian dengan niat mencari kawan, mencari
kelompok, mencari pengakuan orang lain sebagai ‘orang pengajian’, mencari
ketentraman sesaat, meniti karir di partai politik, mencari hapalan dan
pengetahuan ayat, mencari bahan diskusi, dan sebagainya. Sangat sedikit, sekali
lagi sangat sedikit, orang yang benar-benar mencari pemahaman akan hakikat
hidup maupun kesejatian (Al-Haqq).
Jika
kita tidak mau bertaubat, tidak mengindahkan panggilan-Nya itu, maka kita
termasuk orang yang zalim. Definisi ‘zalim’, menurut Al-Qur’an, adalah tidak
mau bertaubat.
“Dan barangsiapa yang
tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. 49:11)
Jika
panggilan-Nya ini kita abaikan, maka kita akan semakin berputar-putar saja di
dunia ini, dan kalbu kita akan semakin buta saja. Oleh karena itu, akan semakin
susah sajalah kita memperoleh petunjuk-Nya, ketika kalbu kita menjadi buta.
“Dan barangsiapa yang
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS 20:124)
“Sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah qalb-qalb (quluubun) yang ada di dalam dada.” (QS 22:46)
Syarat-Syarat Taubat
Allah berfirman: “dan
terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga
apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa
merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui
bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja.
Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.
Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah
[9]: 118 )
1. Meninggalkan dosa
tersebut. Ibnul-Qoyyim berkata: ”Taubat mustahil terjadi, sementara dosa tetap
dilakukan”.
2. Menyesal atas
perbuatannya. Rasulullah bersabda: ”Menyesal adalah taubat”.
3. Berazzam untuk tidak
mengulangi lagi. Ibnu Mas’ud berkata: ”Taubat yang benar adalah: Taubat dari
kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan mustahilnya air susu
kembali pada kantong susunya lagi.”
4. Mengembalikan kedzaliman
kepada pemiliknya, atau meminta untuk diha-lalkan. Imam Nawawi berkata:
”Diantara syarat taubat adalah mengembalikan kedzoliman kepada pemiliknya, atau
meminta untuk dihalakan”.
5. Ikhlash. Ibnu hajar
berkata: “Taubat tidak sah kecuali dengan ikhlash”. Allah berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya” (QS. At Tahrim [66]: 8 ). Yang dimaksud taubat yang murni
adalah taubat yang ikhlash.
6. Taubat dilakukan pada
masa diterima-nya taubat. Masa diterimanya taubat adalah:
1. Sebelum saat sakarotul maut.
2.
Sebelum
Matahari terbit dari barat.
Allah berfirman: “Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” (QS. An-Nisaa [4]: 18).
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama belum dalam
sakarotul-maut” (HR. Tirmidzi).
Dalam
hadis yang lain Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya Alloh membentangkan
tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan
kesalahan di siang hari. Dan Allah membentangkan Tangan-Nya pada siang hari
untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan kesalahan pada malam hari”
(HR. Muslim).
Dalam
hadist yang lain Rasululloh bersabda: “Barang siapa yang bertaubat sebelum
matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya” (HR. Muslim).
(bersambung, insya Allah)
“Dan
orang-orang yg apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri
mereka ingat akan Allah maka memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yg dapat mngampuni dosa selain daripada Allah ? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui”
Manusia
disebut manusia krn dia tempat lupa dan dosa. Dan sebaik-baik manusia adl mereka
yg apabila melakukan perbuatan dosa baik besar ataupun kecil baik merugikan
orang lain ataupun merugikan dirinya sendiri maka dia segera kembali kepada
Allah. Caranya dgn meninggalkan perbuatan dosa tersebut menyesali atas
perbuatan itu dan tidak mengulangi lagi perbuatan itu hal ini disebut taubat
kepada Allah. Dan apabila menyangkut hak orang lain maka dia harus
mengembalikannya.
Ayat
di atas adl ayat yg paling berat bagi Syaitan pasalnya dia bekerja 24 jam utk
menjerumuskan anak manusia itu namun tiba-tiba dia beristighfar maka Allah pun
mengampuni dosanya. Oleh krn itu Syaitan bekerja keras agar manusia sibuk dgn
kemaksiatan dan lalai kepada Allah. Tapi orang yg sadar atas jebakan tersebut
dia tidak akan rela maka dia akan selalu ingat kepada Allah dan memperbanyak
istighfar. Bayangkan Nabi Muhammad saw manusia suci itu beristighfar tiap hari
tidak kurang 70 sampai 100 kali bagaimana dgn kita? “Bertaubatlah wahai kaum
mukmin agar kita selamat”
DINAMIS
Dinamis berarti sesuatu
yang tidak sama pada beberapa rentang waktu. Ada perubahan yang terjadi selama
periode waktu tertentu dan perubahan tersebut dapat bersifat tetap ataupun
random. Kata dinamis selalu mengindikasikan pada sesuatu yang berbeda antara
masa lalu dengan sekarang, antara sekarang dan masa yang akan datang. Dinamis
adalah sikap untuk terus berkembang, berpikir cerdas, kiat bekerja, penuh
kreasi, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus tumbuh.
Ciri-ciri dari seorang yang dinamis
1.
Tidak selalu berpangku tangan
kepada orang lain, artinya orang yang dinamis selalu bersedia menolong sesama
dengan kata lain bersifat sosial yang tinggi.
2.
Selalu berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih tinggi
dan maju.
3.
Orang yang bersifat dinamis juga
selalu mengintropeksi dirinya (muhasabah)
yaitu selalu mengoreksi dirinya dalam melakukan segala hal. Dia akan selalu Husnudzon yaitu berfikiran baik terhadap
orang lain.
4.
Selalu berusah mengenal dirinya
untuk mendapatkan kualitas diri atau pribadi yang baik sehingga dapat
bermasyarakat dengan baik.
Sifat dinamis secara otomatis akan menjadikan orang berfikir kritis
dan dapat menganalisis persoalan hidup yang dihadapi.
Manfaat berfikir kritis antara
lain :
1.
Memberikan pertimbangan
rasionalitas obyektif terhadap persoalan yang berkembang.
2.
Tebuka terhadap kritik dan
saran.
4.
Berani menyampaikan kebenaran.
5.
Bersikap jujur, transparan dan
professional dalam menyikapi pekerjaan yang diamanahkan.
6.
Berani mengambil resiko.
Kehidupan
manusia adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang memiliki sifat
dinamis. Ia adalah suatu hal yang selalu berubah setiap saat, bahkan untuk
rentang waktu limit mendekati nol pun, pasti ada perubahan yang terjadi. Ada
beberapa orang yang senang dengan sifat kehidupan yang dinamis seperti itu
karena dengan begitu berarti setiap saat adalah misteri yang sangat menantang
untuk dipecahkan. Namun demikian, ada juga orang yang justru tidak suka dengan
sifatnya yang selalu berubah. Hal ini karena ia terlalu takut untuk menghadapi
sesuatu yang belum pasti hasilnya.
ð Seorang
pelatih sepak bola akan berusaha keras untuk meningkatkan kualitas permainannya
dengan pola dan taktik yang terus berkembang.
ð Seorang
pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya bertambah maju dan selalu
berani mengambil resiko dalam berusaha.
ð Seorang
petani akan selalu berusaha agar hasil pertaniaannya meningkat.
·
Kebalikan dari sifat dinamis
adalah sifat statis. Sifat
statis dapat menjadikan manusia menjadi malas dan selalu berpangku tangan.
Tidak bersemangat untuk menjalankan hidupnya dan akan lupa dengan tujuan
hakikinya hidup didunia ini. Misalnya seorang siswa akan malas belajar dan
menuntut ilmu jika memiliki sifat statis. Sehingga sifat ini menjadi salah satu
sifat tercela yang dibenci Allah swt. Al-Quran juga mencela orang yang memiliki
sifat statis ini.
Sebenarnya ketidakpastian dalam kehidupan
seharusnya membuat kita lebih berkembang. Lho, kok bisa demikian? Karena dengan
demikian, kita selalu dituntut untuk berfikir dan bertindak dalam rangka
mempersiapkan masa yang akan dating yang belum diketahui seperti apa rupanya.
Allah SWT telah memberikan satu keuntungan kepada manusia daripada makhluk
lainnya yaitu berupa keceerdasan otak yang mampu membedakan hal yang baik dan
buruk, memperhitungkan masa depan dengan landasan peristiwa-peristiwa yang
terjadi sekarang.
Sebagai makhluk yang cerdas, seharusnya kita
tidak terlalu takut untuk menatap kehidupan yang selalu dinamis. Dengan
kedinamisannya itu sebenarnya memberikan keuntungan kepada manusia dengan
selalu memberikan surprise-surprise yang bisa membuat kita tertawa tetapi bisa
juga membuat kita sedih. Hal seperti itulah yang membuat kita tidak merasa
bosan menjalani hari-hari yang panjang nan melelahkan.
Hanya saja, kadang kita terlalu malas untuk
menghadapi kedinamisan kehidupan itu. Kemalasan adalah musuh yang utama bagi
kedinamisan. Bagaimana tidak? Sifat dinamis menuntut kita untuk selalu berfikir
dan bertindak sesuatu yang berbeda setiap saat. Artinya, tidak ada waktu untuk
hanya sekedar berleha-leha di tempat tidur ataupun di kursi malas. Sedikit saja
kita lalai maka yang terjadi adalah penyesalan yang tidak akan dapat diulang
kejadiannya.
Dengan adanya kedinamisan, maka seharusnya
kita selalu selangkah lebih maju dari hari ke hari. Maka jika kita merasa tidak
ada kemajuan, sepantasnya kita mengoreksi diri kita sendiri karena bisa jadi
ada sesuatu yang salah dalam diri kita. Dan jika kita mau survive maka tidak
ada jalan lain kecuali segera menemukan kesalahan itu dan memperbaikinya
secepat yang kita bias
OPTIMIS
Optimis
termasuk sifat terpuji. Sifat optimistis seharusnya dimiliki oleh setiap muslim
dan muslihat. Seorang muslim dan muslihat yang optimis akan selalu berprasangka
baik terhadap Allah. Ia akan selalu berusaha kualitas hidupnya meningkat.
Optimis
adalah sikap yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi persoalan hidup.
Orang yang optimis selalu memiliki rasa percaya diri bahwa segala hal di masa
yang akan dating akan lebih baik. Kesulitan hidup itu adalah suatu hal yang
biasa, hanya kita harus mempunyai keyakinan bahwa dibalik kesulitan itu pasti
ada kemudahan. Seorang muslim dan muslihat yang bersifat optimistis hendaknya
bertawakkal kepada Allah swt. Yaitu berusaha sekuat tenaga untuk merah yang
dicita-citakannya, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah swt. Orang yang
bertawakkal tentu akan memperoleh pertolongan dari Allah swt.
Kebalikan
dari sifat optimis adalah sikap pesimis. Sifat pesimis harus dijauhi karena
termasuk akhlak tercela. Seorang yang pesimis berarti ia telah berprasangka
buruk kepada Allah. Dalam hidupnya, ia tidak akan memperoleh kemajuan.
RAJA’
Raja’
adalah sikap mengharap rida, rahmat, dan pertolongan Allah, serta yakin bahwa
hal itu akan diraih.
Iman
Qusairi menjelaskan bahwa raja’ adalah terpikatnya hati pada sesuatu yang
diharapkan akan terjadi pada masa yang akan dating, sedangkan Imam Al Ghazali
menjelaskan bahwa raja’ adalah kelapangan hati dalam menanti sesuatu yang
diharapkan terjadi pada masa yang akan dating.
Kebalikan
dari sifat raja’ adalah putus asa dari rahmat Allah. Orang yang berputus asa
terhadap Allah berarti ia berprasangka buruk kepada Allah. Hukum berprasangka
buruk kepada Allah adalah haram dan termasuk ciri orang kafir.
1.
Apakah tanda-tanda orang yang
sudah bertaubat
2.
Adakah hal-hal tertentu yang
harus dilakukan agar taubat kita diterima?
3.
Jika orang muslim bertauba
4.
Ada berapakah macam-macam
taubat?
5.
Bagaimana contoh taubatan nasuha?
6.
Apa kerugian dalam menunda-nunda
taubat?
7.
Bagaimana cara taubat yang sebenar-benarnya?
8.
Adakah ayat yang merupakan dalil
tentang taubat?
9.
Adakah hal-hal yang harus
dilakukan setelah bertaubat?
10. Apakah
hukum dari taubat yang bermain-main?
SEKOLAH MENENGAH ATAS 01 SELONG TAHUN PELJARAN 2011/2012